Senin, 17 Mei 2010

Grand Opening Hotel Luwansa

Palangka Raya,
Semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalteng ternyata membawa kepercayaan para investor untuk menanamkan modalnya di Bumi Tambun Bungai ini, salah satu dunia bisnis yang dilirik adalah di bidang Perhotelan. Hal ini terbukti dengan hadirnya Hotel Luwansa yang pada hari Rabu (12/5) operasionalnya resmi di buka oleh Gubernur Kalimantan Tengah, Agustin Taras Narang,SH di Ball Room Hotel Luwansa Jl. G.Obos, Palangka Raya. Hadir pula pada acara Grand Opening adalah pemilik hotel Sofjan Wanandi yang juga merupakan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO).

Dalam Jumpa pers setelah acara Grand Opening Hotel Luwansa Sofjan Wanandi mengungkapkan ketertarikannya untuk berinvestasi di Kalimantan Tengah. Hal itu di mulai saat Dia mengahadiri undangan di Palangka Raya beberapa tahun lalu, pada saat itu dia berpikir kenapa Palangka Raya sebagai Ibukota Provinsi Kalteng tidak ada tempat menginap yang representatif bagi para pelaku bisnis. "Bagaimana para pemilik modal ingin menanamkan modalnya di Kalteng sementara untuk menginap saja mereka tidak betah." Diakui pula bahwa pembangunan Hotel Luwansa tidak lepas dari pendekatan yang dilakukan Gubernur Kalteng, A.Teras Narang.


Dari Berbagai Sumber

Jumat, 14 Mei 2010

Avia Star : Jadwal Berubah Penumpang Gigit Jari

Palangka Raya,
Memiliki tiket penerbangan di tangan tidak menjadi sebuah jaminan untuk dapat terbang sesuai dengan apa yang di harapkan. paling tidak inilah yang dialami oleh Amaliena S seorang calon penumpang dengan rute Palangka Raya - Puruk Cahu dengan penerbangan Avia Star pada Jumat (14/5) di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya, Kalteng.

Pada hari Kamis (13/5) informasi dari tiketing counter Avia Star di Bandara Tjilik Riwut mengatakan bahwa penerbangan pada hari Jumat (14/5) sesuai jadwal yaitu pukul 12.00 wib, sehingga penumpang pesawat Garuda Indonesia dari Jakarta ke Palangka Raya bisa connecting dengan Avia Star Palangka Raya - Puruk Cahu.

Namun informasi ini berubah secara mendadak pada hari Jumat (14/5) sekitar pukul 10.00 Wib saat pihak Avia Star menghubungi penulis meminta konfirmasi atas penumpang Amaliena S. Disampaikan pihak Avia Star bahwa penerbangan P.Raya - P.Cahu dimajukan menjadi pukul 10.30 Wib, tentu saja informasi ini membuat kaget penulis yang sudah dari hari kemaren meyakinkan kepada Amaliena S bahwa tidak ada masalah dengan penerbangan ke P.Cahu.

Ketika hal ini di konfirmasikan ke pihak tiketing Avia Star di bandara Tjilik Riwut mereka mengatakan bahwa perubahan jadwal penerbangan ini atas permintaan Pemerintah Kabupaten Murung Raya, awalnya permintaan di undur hingga pukul 13.00 WIB namun berubah lagi diminta menjadi pukul 11.00 WIB dan minta lagi untuk bisa lebih pagi berangkatnya.

Perubahan jadwal yang terkesan seenaknya inipun bagi pihak Avia Star cukup menyulitkan, mereka sendiripun sering mendapat complain dari para penumpang namun pihak Avia Starpun tampaknya tidak bisa berbuat banyak karena antara pihak Pemkab Murung Raya dan Avia Star sudah ada keterikatan kontrak kerjasama.

Kalau sudah begini tentunya para penumpang umum yang bukan dari pejabat/instansi Pemkab Murung Raya hanya bisa gigit jari, tidak ada pilihan lain selain mencari alternatif pilihan transportasi lain dan rute lain. Seperti halnya Amaliena S yang akhirnya memilih untuk menginap di Palangka Raya untuk kemudian besoknya terbang dengan Avia Star dengan rute P.Raya - Muara Teweh.

Kamis, 13 Mei 2010

Kejurnas Seri II Gubernur Cup Wisata Rally Garuda Indonesia 2010


Jawa Tengah Rebut Juara I

Palangka Raya,
Hari Sabtu – Minggu, 8 – 9 Mei 2010 merupakan hari bagi para pencinta rally di kota Palangka Raya dan beberapa perally dari berbagai daerah di tanah air menunjukkan kemampuan dan keahliannya dalam Kejuaraan Nasional (Kejurnas) seri II Gubernur Cup Wisata Rally Garuda Indonesia 2010. Rally yang terselenggara berkat dukungan dan kerjasama antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Kabupaten Katingan dengan Garuda Indonesia tahun ini melombakan empat kelas yaitu kelas umum, kelas pemula, kelas wanita dan kelas instansi.

Rally tahun ini merupakan perpaduan dari unsur olahraga dan pariwisata, selain mengambil rute dalam kota Palangka Raya peserta juga akan diajak menempuh rute Palangka Raya – Kasongan, Ibukota Kabupaten Katingan. Setiba di Kasongan peserta akan disuguhkan aneka hiburan dan pameran, salah satu produk yang akan di tampilkan dalam pameran adalah Rotan, ungkap ketua panitia pelaksana Ferry S Lessa.

Tercatat sekitar 105 peserta yang mengikuti Kejurnas Seri II Gubernur Cup Wisata Rally Garuda Indonesia 2010, selain dari Kalimantan Tengah ada juga peserta dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur.

Dalam sambutannya pada pembukaan Wisata Rally Gubernur Kalteng, A.Teras Narang, SH mengatakan bahwa kejurnas rally ini juga dalam rangka memeriahkan HUT Ke-53 Provinsi Kalimantan Tengah pada tanggal 23 Mei 2010.
Masih menurut Teras bahwa dengan mengikuti kegiatan ini banyak hal positif yang bisa diambil selain memperkenalkan olahraga otomotif roda empat kepada masyarakat juga memperkenalkan potensi wisata daerah Kalteng yang memiliki keragaman seni dan budaya, selain itu juga mengajarkan kepada masyarakat untuk berdisiplin dalam berlalu lintas dengan mengikuti rambu-rambu lalu lintas di jalan raya.

Dalam rally kali inipun Teras Narang ikut ambil bagian sebagai peserta, mengendarai mobil ber plat hitam dengan nopol KH 1 TN, pak Teras melalui garis start untuk terus menempuh jalur yang sudah ditetapkan panitia.

Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan pada malam harinya (9/5) bertempat di ballroom Hotel Aquarius di Jalan Imam Bonjol diselenggarakan malam ramah tamah dan penganugerahan bagi para pemenang rally.

Keluar sebagai juara satu untuk kategori umum adalah Denny dan Adinta Santoso dari Jawa Tengah, pada posisi dua direbut oleh Glemboh P dan Surya Haksara dari Jawa Timur dan posisi tiga diraih oleh Nico dan Medy dari Kalimantan Timur. Sementara untuk kategori instansi, pemula dan wanita di raih peserta wanita atas nama Erlinda Asi dan Aden A.

Sumber : Diolah dari berbagai sumber.

Jumat, 07 Mei 2010

P.Raya - M.Teweh Hanya 10 Jam


Palangka Raya
Pembangunan Kalimantan Tengah saat ini terus mengalami peningkatan,khususnya sarana transportasi jalan darat yang menghubungkan Palangka Raya sebagai ibukota Provinsi dengan daerah-daerah Kabupaten lainnya. Salah satu akses jalan darat yang saat ini semakin lancar adalah jalur Palangka Raya - Muara Teweh.

Bila mengingat pada masa sebelumnya untuk dapat ke Muara Teweh dan beberapa daerah lainnya di wilayah Barito maka perjalanan darat harus memutar melalui Provinsi Kalimantan Selatan dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 17-20 jam dengan jarak tempuh sekitar 600-700 km.

Kini dengan terbukanya akses jalan Palangka Raya - Buntok di tambah dengan semakin di tingkatkannya kondisi jalan, selesainya tiga pembangunan jembatan (Bagugus, Murui, Timpah) dan saat ini pengerjaan pembangunan Jembatan Kalahien di Buntok maka perjalanan P.Raya - M. Teweh kini bisa di tempuh dengan waktu 9 - 10 jam. Hal ini dirasakan langsung oleh penulis saat mengadakan perjalanan P.Raya - M.Teweh pada Sabtu-Minggu (1-2/5).

Jalan P.Raya – Buntok yang berjarak sekitar 130 km memang tidak selalu melalui jalan yang mulus, ada beberapa ruas jalan yang masih dalam tahap pengerasan namun ada juga yang sedang dalam pengerjaan untuk pengaspalan. Titik rawan seperti jalan yang longsor akibat tergerus air saat debit air sungai Barito dan Kapuas naik juga sudah dalam perbaikan. Perjalanan P.Raya - Buntok dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 3-4 jam dengan menggunakan kendaraan roda empat dengan kecepatan rata-rata 70 Km/jam.

Sebelum sampai ke kota Buntok ibukota Kabupaten Barito Selatan saat ini para penggunan kendaraan roda dua dan empat terlebih dahulu harus menyeberangi Sungai Barito dengan menggunakan peri yang dikelola oleh masyarakat setempat, penyeberangan ini tepatnya di Desa Kalahien.

Masih digunakannya peri penyeberangan dikarenakan pembangunan Jembatan Kalahien masih belum selesai. Penyeberangan di Desa Kalahien peruntukannya terbagi dua yaitu untuk pengguna kendaraan roda dua dan roda empat. Tarif peri penyeberangan roda dua Rp. 15.000,-/unit sementara untuk roda empat Rp. 100.000,-/unit.

Perjalanan dari Buntok – M.Teweh bisa menggunakan dua alternatif rute, yang pertama menggunakan rute Buntok – Ampah – M. Teweh, sedangkan rute kedua Buntok – Jalan tambang PT. Multi Tambang Utama (MTU) – M.Teweh.

Pada rute pertama memang akan memakan waktu yang cukup lama dibandingkan dengan menggunakan rute kedua ada selisih waktu kurang lebih 2 jam bila kita memutar lewat Ampah (Kabupaten Barito Timur) terlebih dahulu, saat ini kecenderungan pengguna kendaraan roda dua dan empat lebih memilih masuk melalui jalan tambang PT.MTU dengan pertimbangan lebih dekat dan kondisi jalan yang cukup baik.

Masuk ke jalan tambang PT. MTU tentu tidak begitu saja asal masuk, masyarakat yang akan menggunakan jalan tersebut terlebih dahulu melapor di pos keamanan dengan mengisi penyataan. Karena jalan yang dilalui adalah jalan khusus tambang maka masyarakat yang menggunakan jalan tambang harus mengetahui resiko yang akan dihadapi, menjaga keselamatan diri sendiri dan lebih meningkatkan kehati-hatian dalam berkendaraan, apabila terjadi kecelakaan di dalam jalan tambang maka pihak perusahaan tidak akan bertanggung jawab.

Dengan lebar jalan kurang lebih 8 meter dan kondisi jalan yang masih dalam pengerasan menggunakan batu split membuat perjalanan dirasa cukup baik, namun kewaspadaan dan kehati-hatian harus tetap di jaga karena sesekali akan bertemu dengan truk-truk pengangkut Batu Bara dengan kapasitas besar dari lokasi tambang menuju pelabuhan atau sebaliknya.

Perjalanan melalui jalan tambang ini ditempuh sekitar 30 menit dengan jarak sekitar 30 km dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam.

Selepas dari jalan tambang kita akan kembali masuk pada jalan propinsi, dari pengamatan penulis beberapa ruas jalan khususnya di daerah Kandui, jalan yang sebelumnya di kabarkan mengalami kerusakan cukup parah akibat aktivitas penggunaan jalan untuk angkutan batu bara oleh perusahaan tambang di wilayah Barito Utara kini sudah dalam perbaikan, sehingga ini membantu kelancaran, keamanan dan kenyamanan para pengguna jalan.

Memasuki jalan menuju Muara Teweh dibutuhkan kehati-hatian yang cukup tinggi karena kondisi jalan yang berada di perbukitan sehingga jalan naik turun dimana di sisi kiri dan kanan ada terdapat jurang yang cukup dalam, selain itu banyaknya tikungan-tikungan tajam yang sangat berbahaya serta melalui beberapa pemukiman penduduk yang sangat dekat dengan badan jalan.

Namun yang menjadi perhatian penulis adalah masih banyak truk-truk yang lewat dengan membawa muatan yang diperkirakan melebihi dari kemampuan maksimal daya tahan jalan yaitu 8 ton. Apabila ini terus-menerus dilakukan maka dipastikan tidak akan lama kondisi jalan dari dan menuju Muara Teweh akan kembali mengalami kerusakan parah. (ahs)