Jumat, 07 Mei 2010

P.Raya - M.Teweh Hanya 10 Jam


Palangka Raya
Pembangunan Kalimantan Tengah saat ini terus mengalami peningkatan,khususnya sarana transportasi jalan darat yang menghubungkan Palangka Raya sebagai ibukota Provinsi dengan daerah-daerah Kabupaten lainnya. Salah satu akses jalan darat yang saat ini semakin lancar adalah jalur Palangka Raya - Muara Teweh.

Bila mengingat pada masa sebelumnya untuk dapat ke Muara Teweh dan beberapa daerah lainnya di wilayah Barito maka perjalanan darat harus memutar melalui Provinsi Kalimantan Selatan dengan waktu tempuh perjalanan sekitar 17-20 jam dengan jarak tempuh sekitar 600-700 km.

Kini dengan terbukanya akses jalan Palangka Raya - Buntok di tambah dengan semakin di tingkatkannya kondisi jalan, selesainya tiga pembangunan jembatan (Bagugus, Murui, Timpah) dan saat ini pengerjaan pembangunan Jembatan Kalahien di Buntok maka perjalanan P.Raya - M. Teweh kini bisa di tempuh dengan waktu 9 - 10 jam. Hal ini dirasakan langsung oleh penulis saat mengadakan perjalanan P.Raya - M.Teweh pada Sabtu-Minggu (1-2/5).

Jalan P.Raya – Buntok yang berjarak sekitar 130 km memang tidak selalu melalui jalan yang mulus, ada beberapa ruas jalan yang masih dalam tahap pengerasan namun ada juga yang sedang dalam pengerjaan untuk pengaspalan. Titik rawan seperti jalan yang longsor akibat tergerus air saat debit air sungai Barito dan Kapuas naik juga sudah dalam perbaikan. Perjalanan P.Raya - Buntok dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 3-4 jam dengan menggunakan kendaraan roda empat dengan kecepatan rata-rata 70 Km/jam.

Sebelum sampai ke kota Buntok ibukota Kabupaten Barito Selatan saat ini para penggunan kendaraan roda dua dan empat terlebih dahulu harus menyeberangi Sungai Barito dengan menggunakan peri yang dikelola oleh masyarakat setempat, penyeberangan ini tepatnya di Desa Kalahien.

Masih digunakannya peri penyeberangan dikarenakan pembangunan Jembatan Kalahien masih belum selesai. Penyeberangan di Desa Kalahien peruntukannya terbagi dua yaitu untuk pengguna kendaraan roda dua dan roda empat. Tarif peri penyeberangan roda dua Rp. 15.000,-/unit sementara untuk roda empat Rp. 100.000,-/unit.

Perjalanan dari Buntok – M.Teweh bisa menggunakan dua alternatif rute, yang pertama menggunakan rute Buntok – Ampah – M. Teweh, sedangkan rute kedua Buntok – Jalan tambang PT. Multi Tambang Utama (MTU) – M.Teweh.

Pada rute pertama memang akan memakan waktu yang cukup lama dibandingkan dengan menggunakan rute kedua ada selisih waktu kurang lebih 2 jam bila kita memutar lewat Ampah (Kabupaten Barito Timur) terlebih dahulu, saat ini kecenderungan pengguna kendaraan roda dua dan empat lebih memilih masuk melalui jalan tambang PT.MTU dengan pertimbangan lebih dekat dan kondisi jalan yang cukup baik.

Masuk ke jalan tambang PT. MTU tentu tidak begitu saja asal masuk, masyarakat yang akan menggunakan jalan tersebut terlebih dahulu melapor di pos keamanan dengan mengisi penyataan. Karena jalan yang dilalui adalah jalan khusus tambang maka masyarakat yang menggunakan jalan tambang harus mengetahui resiko yang akan dihadapi, menjaga keselamatan diri sendiri dan lebih meningkatkan kehati-hatian dalam berkendaraan, apabila terjadi kecelakaan di dalam jalan tambang maka pihak perusahaan tidak akan bertanggung jawab.

Dengan lebar jalan kurang lebih 8 meter dan kondisi jalan yang masih dalam pengerasan menggunakan batu split membuat perjalanan dirasa cukup baik, namun kewaspadaan dan kehati-hatian harus tetap di jaga karena sesekali akan bertemu dengan truk-truk pengangkut Batu Bara dengan kapasitas besar dari lokasi tambang menuju pelabuhan atau sebaliknya.

Perjalanan melalui jalan tambang ini ditempuh sekitar 30 menit dengan jarak sekitar 30 km dengan kecepatan rata-rata 60 km/jam.

Selepas dari jalan tambang kita akan kembali masuk pada jalan propinsi, dari pengamatan penulis beberapa ruas jalan khususnya di daerah Kandui, jalan yang sebelumnya di kabarkan mengalami kerusakan cukup parah akibat aktivitas penggunaan jalan untuk angkutan batu bara oleh perusahaan tambang di wilayah Barito Utara kini sudah dalam perbaikan, sehingga ini membantu kelancaran, keamanan dan kenyamanan para pengguna jalan.

Memasuki jalan menuju Muara Teweh dibutuhkan kehati-hatian yang cukup tinggi karena kondisi jalan yang berada di perbukitan sehingga jalan naik turun dimana di sisi kiri dan kanan ada terdapat jurang yang cukup dalam, selain itu banyaknya tikungan-tikungan tajam yang sangat berbahaya serta melalui beberapa pemukiman penduduk yang sangat dekat dengan badan jalan.

Namun yang menjadi perhatian penulis adalah masih banyak truk-truk yang lewat dengan membawa muatan yang diperkirakan melebihi dari kemampuan maksimal daya tahan jalan yaitu 8 ton. Apabila ini terus-menerus dilakukan maka dipastikan tidak akan lama kondisi jalan dari dan menuju Muara Teweh akan kembali mengalami kerusakan parah. (ahs)

Tidak ada komentar: